Minggu, 14 November 2010

Day #10: "Blunder"

Saya orang yang percaya Tuhan, dan selalu berusaha berpikir bahwa hal apapun di dunia ini yang bukan Tuhan pasti nggak akan sempurna dan dari situ saya berharap akan tumbuh pola berpikir atau sifat ikhlas, nrimo, optimis, dan tidak takut gagal dalam melakukan tindakan apapun pada diri saya.

Jadi bagaimana jika ternyata hal-hal yang selama ini kita percaya kebenarannya ternyata adalah kebohongan atau kesalahan besar? Bagaimana jika tanggal lahir yang tertera pada akte kelahiran kita ternyata salah? Bagaimana jika pelajaran yang diajarkan di sekolah ternyata bohong? (dan sudah banyak terbukti seperti contoh terakhir terjadi pada Brontosaurus) dan bagaimana jika ternyata memang benar ibu kitalah yang mengirim sms butuh pulsa dan memiliki nomor handphone lain yang selama ini nggak pernah kita tau? (kalo yang ini agak nggak mungkin ya)

Tugas manusia adalah waspada dengan pintar-pintar menganalisa dan membawa diri, karena tiap-tiap orang memiliki kepentingan. Belajar dari kesalahan diri sendiri dan orang lain dan rajin mengaktualisasi diri dan berpikir kritis, karena bahkan pihak yang pada suatu hal membawa keberhasilan ternyata disisi lain membawa kehancuran (refers to sebuah rezim yang pernah sangat Berjaya di negeri ini)

“Orang bertopeng itu bisa perampok atau penipu. Bisa juga Batman atau Spiderman” –Wimar Witoelar

Saat ini kita bisa melihat Tifatul Sembiring dan FPI sebagai dua buah pihak yang banyak di cecar dan di kritik masyarakat Indonesia maupun luar negeri. Juga melihat performa presiden SBY yang kurang kuat dan tegas dalam menanggapi masalah-masalah yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Jadi mungkin orang Indonesia kini mulai terbiasa menghadapi sikap pihak-pihak yang punya power tapi blunder.

Saya adalah contoh orang yang selalu memandang sinis terhadap aparat keamanan, khususnya polisi. Penyebabnya tentu berakar dari pengalaman-pengalaman nggak enak yang pernah saya alami dan dengar tentang mereka. Tapi sekarang saya bingung harus bersikap bagaimana setelah sejak beberapa waktu lalu saya masih tersentuh tiap kali melihat foto (dan membaca berita) yang menjadi headline disebuah surat kabar ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar